Pasar Kambing di Makkah Memikat Jamaah Haji Indonesia
Hermawan Network - Makkah, Tak hanya tempat-tempat bersejarah pada zaman Rasulullah SAW yang menjadi tempat kunjungan jamaah haji Indonesia, pasar kambing pun ternyata juga cukup menarik hati jamaah haji Indonesia di Arab Saudi.
Pantauan wartawan Hermawan Network dari Makkah, Saudi Arabia, Muhammad Nur Hayid, belasan bis yang mengangkut jamaah haji Indonesia terparkir di sepanjang jalan depan pasar kambing Ka'kiyyah, di pinggiran kota Makkah.
Di pasar inilah, ribuan kambing dan onta dipasarkan tiap hari. Selain itu, pasar Ka'kiyyah juga menyediakan tempat untuk pemotongan kambing dan onta yang terletak disebelah kiri bagian dalam pasar. Bagi jamaah haji yang ingin langsung melihat kambing yang dibelinya di potong, dapat langsung menyewa jasa penjagal yang berseragam merah.
Menurut salah seorang penjual kambing dari pinggiran kota Makkah, Said, kambing-kambing yang beraneka warna itu tidak hanya dipasok dari wilayah Arab Saudi saja. Banyak sekali kambing-kambing yang dijual untuk membayar dam (denda) dan korban ini didatangkan dari India, Pakistan, Sudan dan negara-negara Arab yang bersebelahan dengan Saudi Arabia.
"Kambingnya ini macam-macam. Ada yang dari Sudan, India, Pakistan, Banglades dan negara Arab di sekitar Makkah," kata Said pada di Makkah Minggu 23 November kemarin.
Mengenai harga, pasar ini memberikan tawaran harga yang beragam. Asal kambing juga menentukan harga. Demikian juga dengan sistem pembelian yang dilakukan oleh jamaah.
Jika jamaah membeli kambing satu orang satu kambing, harganya akan lebih mahal dibandingkan dengan membeli kambing secara massal yang dikoordinir oleh ketua kloter. Untuk harga satuan kambing rata-rata berkisar antara 300 real-sampai 400 real. Namun, jika jamaah membeli secara berkelompok, harga itu bisa ditekan sampai di angka 250 real per kambing.
"Kalau beli satu-satu, harganya bisa 300-400 real perkambing. Itu juga tergantung besar kecilnya kambing. Namun kalau beli banyak sekaligus, itu bisa diskon. sampai 50 real," kata Said.
Akibat sistem jual beli grosir dan eceran inilah, para jamaah haji Indonesia lebih suka memilih membeli kambing dam secara bersama yang dikoordinir oleh ketua kloter dan ketua rombongan.
"Saya sudah beli Mas, dikoordinir oleh ketua rombongan dan ketua kloter. Karena lebih enak, tidak pusing-piusing cari sendiri. Saya kesini hanya ingin tahu pasar kambing di Arab,"kata jamaah haji asal Bekasi, Jabar, Umar kepada Hermawan Network.
Hal sama juga di sampaikan Ludi, jamaah haji asal Depok, Jabar. Menurutnya kedatangannya di pasar kambing bukan untuk membeli kambing dam. Namun hanya untuk melihat-lihat suasana kota Makkah dan kehidupannya di sela-sela melaksanakan ibadah haji.
"Saya sudah beli mas, dikordinir oleh ketua rombongan. Ini hanya ingin lihat-lihat saja. ternyata begini ya,"terangnya.
Suasana pasar kambing menjelang puncak musim haji selalu ramai dikunjungi para jamaah haji dari berbagai negara. Mereka tidak hanya berniat membeli kambing yang akan digunakan untuk membayar dam, tetapi juga untuk rekreasi.
Setiap datang rombongan jamaah haji, para pedagang kambing dan jagalnya langsung menyerbu jamaah untuk menawarkan jasanya. Tak pelak, bau 'sedap' kambing pun langsung memenuhi hidung saat belasan orang itu mendekati para jamaah.
Selain mengerubung, para pedagang dan penjagal kambing juga mengunakan cara berteriak-teriak dalam menawarkan dagangannya. Kontan cara ini juga menarik perhatian jamaah meski tak harus mendekat karena baunya yang menyengat.
"Ayo ini bagu-bagus. Murah-murah, Huna-huna, (sini-sini)" teriak pedagang bersahutan.
Salah seorang kepala rombongan dari Makassar, Dahlan mengaku cukup menyenangkan dapat membawa jamaahnya berkunjung ke pasar kambing Ka'kiyyah. Selain dapat menunjukkan kambing yang dibeli oleh jamaah untung membayar dam, berkunjung ke pasar Ka'kiyyah juga untuk melihat langsung sistem jual beli kambing di wilayah arab yang sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW.
"Saya senang dapat membawa jamaah kesini. Selain untuk melihat langsung juga untuk membayar dam," kata Dahlan.
Hermawan Network - Makkah, Tak hanya tempat-tempat bersejarah pada zaman Rasulullah SAW yang menjadi tempat kunjungan jamaah haji Indonesia, pasar kambing pun ternyata juga cukup menarik hati jamaah haji Indonesia di Arab Saudi.
Pantauan wartawan Hermawan Network dari Makkah, Saudi Arabia, Muhammad Nur Hayid, belasan bis yang mengangkut jamaah haji Indonesia terparkir di sepanjang jalan depan pasar kambing Ka'kiyyah, di pinggiran kota Makkah.
Di pasar inilah, ribuan kambing dan onta dipasarkan tiap hari. Selain itu, pasar Ka'kiyyah juga menyediakan tempat untuk pemotongan kambing dan onta yang terletak disebelah kiri bagian dalam pasar. Bagi jamaah haji yang ingin langsung melihat kambing yang dibelinya di potong, dapat langsung menyewa jasa penjagal yang berseragam merah.
Menurut salah seorang penjual kambing dari pinggiran kota Makkah, Said, kambing-kambing yang beraneka warna itu tidak hanya dipasok dari wilayah Arab Saudi saja. Banyak sekali kambing-kambing yang dijual untuk membayar dam (denda) dan korban ini didatangkan dari India, Pakistan, Sudan dan negara-negara Arab yang bersebelahan dengan Saudi Arabia.
"Kambingnya ini macam-macam. Ada yang dari Sudan, India, Pakistan, Banglades dan negara Arab di sekitar Makkah," kata Said pada di Makkah Minggu 23 November kemarin.
Mengenai harga, pasar ini memberikan tawaran harga yang beragam. Asal kambing juga menentukan harga. Demikian juga dengan sistem pembelian yang dilakukan oleh jamaah.
Jika jamaah membeli kambing satu orang satu kambing, harganya akan lebih mahal dibandingkan dengan membeli kambing secara massal yang dikoordinir oleh ketua kloter. Untuk harga satuan kambing rata-rata berkisar antara 300 real-sampai 400 real. Namun, jika jamaah membeli secara berkelompok, harga itu bisa ditekan sampai di angka 250 real per kambing.
"Kalau beli satu-satu, harganya bisa 300-400 real perkambing. Itu juga tergantung besar kecilnya kambing. Namun kalau beli banyak sekaligus, itu bisa diskon. sampai 50 real," kata Said.
Akibat sistem jual beli grosir dan eceran inilah, para jamaah haji Indonesia lebih suka memilih membeli kambing dam secara bersama yang dikoordinir oleh ketua kloter dan ketua rombongan.
"Saya sudah beli Mas, dikoordinir oleh ketua rombongan dan ketua kloter. Karena lebih enak, tidak pusing-piusing cari sendiri. Saya kesini hanya ingin tahu pasar kambing di Arab,"kata jamaah haji asal Bekasi, Jabar, Umar kepada Hermawan Network.
Hal sama juga di sampaikan Ludi, jamaah haji asal Depok, Jabar. Menurutnya kedatangannya di pasar kambing bukan untuk membeli kambing dam. Namun hanya untuk melihat-lihat suasana kota Makkah dan kehidupannya di sela-sela melaksanakan ibadah haji.
"Saya sudah beli mas, dikordinir oleh ketua rombongan. Ini hanya ingin lihat-lihat saja. ternyata begini ya,"terangnya.
Suasana pasar kambing menjelang puncak musim haji selalu ramai dikunjungi para jamaah haji dari berbagai negara. Mereka tidak hanya berniat membeli kambing yang akan digunakan untuk membayar dam, tetapi juga untuk rekreasi.
Setiap datang rombongan jamaah haji, para pedagang kambing dan jagalnya langsung menyerbu jamaah untuk menawarkan jasanya. Tak pelak, bau 'sedap' kambing pun langsung memenuhi hidung saat belasan orang itu mendekati para jamaah.
Selain mengerubung, para pedagang dan penjagal kambing juga mengunakan cara berteriak-teriak dalam menawarkan dagangannya. Kontan cara ini juga menarik perhatian jamaah meski tak harus mendekat karena baunya yang menyengat.
"Ayo ini bagu-bagus. Murah-murah, Huna-huna, (sini-sini)" teriak pedagang bersahutan.
Salah seorang kepala rombongan dari Makassar, Dahlan mengaku cukup menyenangkan dapat membawa jamaahnya berkunjung ke pasar kambing Ka'kiyyah. Selain dapat menunjukkan kambing yang dibeli oleh jamaah untung membayar dam, berkunjung ke pasar Ka'kiyyah juga untuk melihat langsung sistem jual beli kambing di wilayah arab yang sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW.
"Saya senang dapat membawa jamaah kesini. Selain untuk melihat langsung juga untuk membayar dam," kata Dahlan.
0 komentar:
Posting Komentar